Rabu, 06 Oktober 2010

Description Of Upp

UPP (Universal Phone Processor) IC, current version number is v2.2
  • 144-pin uBGA package (13 x 13 mm, 0.8 pitch)
  • DSP functions:
Ø TI Lead3 16–bit DSP core with DMA controller and wait state generator
Ø DSP cache RAM of 4 kBytes, 2 kBytes lockable, speed 130 MHz, 32 bit
Ø organization
Ø DSP dual access RAM (DARAM) for storing and manipulating data, 32kBytes,
Ø speed 130 MHz, 32 bit organization
Ø DSP single access RAM (SARAM) for storing and manipulating SW variables, 48
Ø kBytes, speed 130 MHz, 32 bit organization
Ø ARM port interface including 4KBytes SRAM for MCU/DSP message transfer (API)
  • MCU functions:
Ø Thumb 16/32–bit RISC MCU core
Ø 4KByte MCU cache buffer
Ø ROM for MCU boot code, 2 * 2Kbytes
Ø Thumb memory interface to BootROM, PDRAM, MCUCache, ExtBusC and API
Ø (MemIf)
Ø MCU Memory protection unit (MPU), used to protect MCU memory regions.
  • Processor common functions:
Ø External bus controller for arbitrating the master for external memory bus and
Ø transferring data between memory and external flash and SRAM (Ext-BusC)
Ø Hardware support for DSP and MCU co–emulation through JTAG
Ø A large RAM for program data, shared between MCU & DSP (PDRAM).
  • RAM blocks, in 32-bit organization:
Ø 1 * 1Mbit, (32K x 32bits) Banks, DSP and MCU
Ø 4 * 0.5Mbit, (16K x 32bits) Banks, DSP and MCU
Ø 5 * 1Mbit, (32K x 32bits) Banks, MCU only
Ø 4 * 64Kbit, (2K x 32bits) Banks, DSP, MCU and CDMA
Ø Interface between Body (custom systems logic) and MCU/DSP. (BodyIf)
Ø Clocking, timing, sleep and interrupts block (CTSI) for providing system
Ø MCU controlled general purpose USART, MBus USART and general
Ø (PUP)
Ø SIM card interface (SIMIf)
Ø GSM coder (Coder) with EDGE Support
Ø GPRS support (GPRSCip)
Ø Interfaces for keyboard, LCD drivers, audio and UEM control (UIF)
Ø Accessory interface for galvanic connection, NMP IR audio, IrDa SIR
Ø red interface up to 115 kbit/s), IrDa FIR (fast infra red interface 1.152MBit/
Ø UART (AccIf)
Ø SW programmable baseband–RF interface block, Rx Decimators,
Ø Interpolators and Sigma–Delta Modulators, Rx FM Discriminator for
Ø Programmable serial interface to RFIC/discrete PLL etc. (SCU)
  • Other functions:
Ø Low-level sine wave clock input
Ø -2 PLL's for processor clocks

Description Of Uem

UEM (Universal Energy Management) IC. In addition to energy management functionality UEM performs all the baseband mixed-signal functions. Current version number is UEMK. The main features of the UEM are: 168-pin uBGA package (14 x 14 mm, 0.8 pitch)
  • 32 kHz startup RC oscillator
  • Startup logic
  • Real time clock logic
  • Crystal oscillator (32 kHz)
  • Baseband regulators:
Ø VANA 2.78 V for analogue functions
Ø VIO 1.8 V for logic I/Os and UEM logic
Ø VFLASH2 2.78 V for FMRADIO
Ø VFLASH1 2.78 V for IR, LCD AND LED driver
Ø VCORE programmable 1.0 – 1.8 V (using 1.8V) for UPP
Ø VSIM 1.8/3.0 V for SIM
  • RF regulators
Ø Six 2.78 V for RF
Ø 4.75 V Charge pump for RF
Ø Two programmable (0-5mA) current regulators for
  • Charging functions
  • Bandgap reference and voltage reference needed for analogue blocks
  • FBUS and MBUS interface
  • IR interface level shifters
  • Buzzer and vibrator interface
  • Audio codec
Ø Earpiece driver
Ø Headset driver
Ø Microphone pre-amplifier
Ø Digital filter (UPP/DSP)
Ø TX programmable gain stage
Ø TX _∆ A/D converter
Ø RX programmable attenuation stage
Ø RX _∆ D/A converter
o One bit DAC
  • FLASH memory for IMEI code and tuning values storage
  • Security logic
  • SIM interface
  • Serial control interface
Ø DSP controlled serial bus (Dbus)
Ø MCU controlled serial bus (Cbus)
  • 11-channel A/D converter (MCU controlled)
  • Auxiliary A/D converted (DSP controlled)
  • RF interface converters
Ø AFC D/A
Ø AUX D/A
Ø TXIQ D/A
Ø RXIQ analogue _∆ A/D converter

Strategi melokalisir kerusakan dengan cara mengetahui konsumsi arusnya (Ampere)


Apa untungnya menggunakan cara ini?
Pemanfaatan Amper meter bertujuan untuk mengetahui nilai arus yang mengalir pada rangkaian bebannya. Amper meter dapat dimanfaatkan dalam menganalisa kerusakan ponsel pada langkah awal penganalisaan, tindakan ini sebagai upaya melokalisir permasalahan yang terjadi pada ponsel. Area yang bermasalah dapat dilihat dari konsumsi arus yang dibutuhkan masing-masing rangkaian system dalam ponsel.


Pada umumnya, teknisi menggunakan Amper meter hanya untuk menditeksi permasalahan Ponsel Short, bahkan tidak pernah memperdulikan nilai Ampernya. Padahal Ampermeter ini merupakan alat yang paling utama untuk melokalisir langkah awal yang dapat mengefesiensikan penyelesaian masalah. Pola kerja Ponsel tentunya mempunyai urutan yang sistematis, setiap urutan akan mempunyai konsumsi arus yang bebeda. Kita dapat mengetahui dimana letak permasalahannya pada konsumsi arusnya. Sehingga kita dapat dengan mudah untuk menentukan permasalahannya tanpa harus mengukur semua tegangan atau syarat kerja yang dibutuhkan secara satu persatu.

Apa yang dimaksud Konsumsi Arus atau Amper?
Seperti yang sudah Anda pahami, bahwa rangkaian ponsel dapat bekerja ketika ada supply energy dari battery. Makin berat beban kerja ponsel maka makin besar pula kebutuhan konsumsi arus listriknya, sebaliknya jika tidak ada satu pun rangkaian yang sedang bekerja maka tidak akan ada sedikitpun arus listrik yang akan mengalir dari battery sebagai sumber energy ke rangkaian ponsel.

Muatan listrik yang bergerak kita sebut sebagai arus listrik. Besar dari arus listrik dapat didefinisikan sebagai banyaknya muatan yang melewati suatu tempat persatuan waktu. Arus listrik dinyatakan dengan lambang I dan satuannya adalah Ampere atau disingkat dengan A. Didalam suatu rangkaian, arus listrik dapat didefinisikan sebagai muatan listrik yang bergerak di dalam sambungan atau dalam komponen, dimana arus listrik akan mengalir terus menerus di dalam sistem elektronika yang sedang aktif.

Jika pada suatu rangkaian elektronika tidak berfungsi maka tidak akan ada arus listrik, begitu pun jika rangkaian elektronika berfungsi sebagian maka arus listrik yang mengalirpun akan kecil.
Muatan pada arus listrik disebut tegangan. Besar dari tegangan didefinisikan sebagai banyaknya elektron yang terdapat pada muatan listrik. Tegangan listrik biasa disebut voltase, satuannya adalah Volt atau disingkat dengan V.

Alat apa yang dapat mengukur Konsumsi Arus?
Anda dapat membeli Power Supply khusus untuk Ponsel yang sudah ada Amper meternya. Ada 2 macam Power Supply yang sudah banyak dipasaran, Digital dan Analog. Fungsinya sama saja, perbedaannya hanya pada panel meternya saja: Power Supply Digital menampilkan nilainya menggunakan LED 7 Segmen, sedangkan Power Supply Analog menggunakan jarum.

Alat ini bukan hanya digunakan sebagai penyuplay tegangan, dimana tegangan yang dibutuhkan ponsel nantinya akan diberikan oleh Power Supply ini. Akan tetapi dapat kita gunakan untuk mengetahui nilai Amper, kemampuan pengukurannya sebesar 1000mAmper (1Amper). Amper meter ini hanya dapat kita gunakan untuk mengukur nilai arus yang sangat besar, dari 100 sampai 1000mAmper. Apabila Anda akan mengukur dengan nilai Amper yang sangat rendah, misalkan 5 sampai 50mAmper, sebaiknya Anda gunakan AVO Meter.

AVOMeter analog maupun Digital, keduanya sudah tersedia fasilitas pengukuran arus listrik (Amper), walaupun hanya pada nilai kecil saja. Akan tetapi Anda akan lebih mudah untuk melihat gerakan kecil pada nilai amper rendah.

Mari kita pahami patokan lokalisirnya?

Oke, sebelum menjelaskan cara melokalisirnya, mari kita pahami dulu bagaimana tahapan-tahapan sistem kerja ponsel bekerja, perhatikan Tabel dibawah ini:



Ponsel dapat hidup apabila sudah berhasil menempuh tahapan-tahapan diatas (Step 1 sampai 6), apabila salah satu dari tahapan diatas ada yang bermasalah, sudah pasti Ponsel tidak akan dapat hidup. Disaat melakukan Troubleshooting pada permasahalan Mati total, ada 4 faktor yang perlu kita ketahui baik tidaknya rangkaian tersebut bekerja, ke 4 faktor yang dimaksud adalah:

  1. PUSL, terdiri dari tegangan: PURX 1.8V, SleepX 1.8Volt, RSTX 3.8V.
  2. Baseband Regulator, terdiri dari tegangan: VCORE 1.4V, VIO 1.8V, VDRAM 1.8V, VANA, Vflash.
  3. Clocking, yang diproses oleh RF CHIP, Clock ini dihasilkan oleh Oscilator VCTXO yang diberikan tegangan kerja dari VR1 2.5V.
  4. MCU & DSP, terdiri dari CPU (UPP/RAP) dan MCU &DSP Software yang tersimpan pada IC Flash (Flash Memory).
Tentunya akan sangat memakan waktu apabila kita harus mengukur semua syarat kerjanya satu persatu. Dengan memanfaatkan Amper Meter kita dapat dengan mudah melokalisir letak permasalahannya, yaitu dengan mengetahui nilai konsumsi arusnya, sebab pada setiap step-step diatas mempunyai nilai arus yang berbeda. Melalui perbedaan nilai inilah kita dapat mengetahui letak permasalahannya.

Berikut adalah ilustrasi lokalisir permasalahannya
Berdasarkan hasil research terdapat sejumlah nilai arus yang dibutuhkan oleh rangkaian ponsel, dengan nilai yang bervariasi. Untuk lebih jelas dapat dilihat tabel hasil research tersebut di bawah


Data-data tersebut di atas dapat diuraikan sebagai berikut:
 
Hasil pengukuran: 50mA = Potensi permasalahan: PUSL
Nilai konsumsi arus listrik baseband pada ponsel normal adalah 180mA-380mA. Jika hasil pengukuran nilainya hanya terdapat arus senilai 50mA maka kondisi ini menunjukkan CPU telah menerima tegangan kerjanya, yaitu VIO dan VCore hanya saja kedua tegangan tersebut belum terkonsumsi karena CPU belum aktif sepenuhnya. CPU akan mulai aktif setelah mendapatkan tegangan perintah PURX (Power Up Reset) dari Energymanagement, oleh karena itu perlu diukur area tegangan perintah tersebut.

Apabila setelah diukur ternyata tegangan perintah atau PURX tidak ada atau kurang dari 1.8Volt, maka dapat dipastikan permasalahan ada pada Energymanagenet.

Hasil pengukuran: 10 sampai 15mAmper = Potensi permasalahan: Baseband Regulator
Kondisi ini menunjukkan bahwa baseband belum menerima arus secara sempurna.

Jika ketika diukur mendapatkan nilai 50mA dipastikan tegangan kerja VIO dan VCore sudah diterima oleh CPU maka nilai 10 s.d 15mA menunjukkan tegangan kerja tersebut belum sepenuhnya diterima oleh CPU. Oleh karena itu permasalahan dilokalisir pada tegangan kerja.

Area yang perlu untuk dianalisa yaitu area tegangan kerja. Jika tegangan kerja VIO atau VCore tidak ada atau nilainya kurang, maka dapat diasumsikan Energy Management yang bermasalah.

Hasil pengukuran: 70mAmper = Potensi permasalahan: Clocking
Kondisi tersebut menunjukkan bahwa baseband telah mengkonsumsi arus tegangan kerja dan sudah mendapatkan tegangan perintah PURX, tetapi CPU belum bisa aktif. Salah satu faktor yang dibutuhkan oleh baseband (CPU) – selain dari pada tegangan kerja dan tegangan perintah – adalah clock.

Clock diteruskan ke CPU melalui RF Chip. Asumsi permasalahan tadi adalah tidak adanya clock yang masuk ke CPU. Asumsi ini disudutkan permasalahannya kepada clock oleh karena clock merupakan salah satu yang dibutuhkan oleh CPU. Area diagnose perlu diarahkan kepada area RF module.

Dan ketika clock tidak keluar asumsi permasalahannya kemungkinan ada pada RF Chip atau Oscilator VCTXO.

Hasil Pengukuran: 130 turun ke 50mA = Potensi permasalahan: MCU & DSP Subsistem
Hasil pengukuran menunjukkan bahwa jarum amper meter dari nilai 130mA kemudian turun menjadi 50mA.

Asumsi permasalahan ini adalah bahwa sebenarnya CPU sudah sempurna mengkonsumsi arusnya, tetapi dia tidak dapat meneruskan perintahnya kepada system rangkaian yang lain.

Keadaan ini dimungkinkan karena adanya data yang tidak mampu diterjemahkan oleh CPU sehingga tidak dapat melanjutkan perintahnya.

Jika kondisinya demikian asumsi permasalahannya ada 2 kemungkinan: 1. Core Proccesornya bermasalah, 2. data firmware yang corrupt sehingga tidak mampu untuk diterjemahkan ke dalam system kerja ponsel.

Hasil pengukuran: 180mA turun ke 100mA = potensi permasalahan: Flash Memory
Hasil pengukuran amper meter menunjukkan bahwa konsumsi arus ponsel senilali 180mA lalu turun secara perlahan ke nilai 100mA.

Jika dilihat dari nilai konsumsi baseband ponsel normal adalah 180mA, maka dipastikan bahwa CPU ponsel tersebut sudah bekerja, tetapi dia tidak dapat melanjutkan proses dari system yang seharusnya.

Asumsinya adalah bahwa CPU sudah dapat bekerja tetapi dia tidak dapat mendeteksi data yang harus diteruskan kepada system rangkaian yang lain, oleh karena itu jarum amper kemudian turun secara perlahan hal ini disebabkan CPU tidak dapat melanjutkan proses kerjanya sehubungan dengan data yang tidak dapat diterima.

Area yang dapat dilokalisir adalah area dimana data tersebut disimpan. Data dalam hal ini disimpan pada CMT Flash, oleh karena itu karena data yang tidak dapat ditemukan oleh CPU maka asumsinya adalah CMT Flash yang bermasalah.

Jangan terjebak pada 2n2!!!


 Jangan terjabak pada 2n2 atau rangkaian Loop Filternya!, memang saya pernah mengatakan bahwa apabila ST_CDSP_RX_PLL “Unknown Resut” permasalahan ada pada 2n2 atau Loop Filternya. Pada persoalan ini tidak!, Coba Anda perhatikan juga, bukan hanya RX_PLL_Phase_Lock_Loop yang bermasalah, juga ada imbas yang lainnya yaitu pada ST_CDSP_WCDMA_TX_POWER_TESTnya “Unkown Result”.

PLL_Phase_Lock_Loop dan WCDMA_TX_Power bermasalah disebabkan karena rangkaian Charge Pump bermasalah, akibatnya VCO tidak lagi mendapatkan tegangan kontrol (VC) dengan baik. Tegangan VC (Voltage Control) dihasilkan oleh Charge Pump. Rangkaian Charge Pump ini tersimpan didalam HINKU, agar rangkaian Charge Pump ini dapat bekerja, tentunya membutuhkan tegangan kerja, tegangan ini sumbernya datang dari tegangan VCP1 (Voltage Charge Pump), tegangan ini dihasilkan oleh RETU.

Dimanakah letak permasalahannya?
Letak permasalahannya bisa disebabkan karena tiga kemungkinan:
1.IC RETUnya bermasalah karena tidak dapat lagi menghasilkan tegangan VCP1,
2.IC HINKUnya bermasalah karena Charge Pumpnya rusak, sehingga VCO tidak dapat menerima tegangan kontrol.
3.Jalur tegangan VCP1 putus.
Bagaimana langkah analisanya?
1.Anda ukur dulu tegangan VCP1, sebaiknya pertama kali Anda ukur pada kapastor yang berdekatan dengan IC HINKUnya. Pastikan nilainya harus ada sebesar 4.75 Volt, pengukuran dilakukan disaat Ponselnya dalam kondisi Calling (panggilan) untuk memaksa agar rangkaian RFnya aktif. Apabila tegangannya tidak ada, Anda perlu mengukur ke kapasitor yang berdekatan dengan IC RETUnya.
-Apabila Tegangan dari kapasitor dekat HINKU ada. Anda lanjutkan ke langkah Point2
-Apabila Tegangan dari kapasitor dekat HINKU tidak ada, tetapi pada kapasitor dengan RETU ada, solusinya Anda cukup menjumper dari kapasitor dekat RETU ke kapasitor dekat HINKU.
-Apabila tegangan dari kapasitor dekat RETU tidak ada, Anda lanjutkan ke langkah Point3.
2.Reball HINKUnya atau ganti masih bermasalah.
3.Reball atau ganti RETU apabila tegangan VCP1 tidak keluar dari RETU.

Apa itu PUSL? Pentingnya Pengukuran PUSL dalam Analisa Matot 1st Boot Error

Selama ini sering kita membaca skema skema ponsel Nokia.
Terlihat adanya Jalur PUSL (7:0)

Dengan mengetahui system kerja PUSL tsb, secara dengan mudah kita akan dapat mengetahui kerusakan Matot 1st boot error baik CMT (RAP) maupun APE (OMAP).

Apa yg dimaksud dgn PUSL itu?
Seberapa pentingkah PUSL terhadap proses Startup Ponsel ?
Apa yang diakibatkan apabila salah satu PUSL tsb bermasalah?
Bagaimana Cara Analisa & Pengukuran PUSL tsb ?


Dalam thread kali ini jika semua berkenan, saya akan menjabarkannya secara detail agar mudah dipahami dalam menganalisa kerusakan ponsel.


Coba Buka Skema salah satu Nokia BB5, ketika kaca kunci PUSL maka akan ditemukan PUSL.
PUSL ini bukanlah komponen, juga bukannya tegangan maupun clock. ia hanyalah gabungan dari system rangkaian yang berjumlah 8 kalau di Skema Nokia.

Bila salah satu atau lebih PUSL ada masalah, maka akan berdampak HP akan matot 1st boot error, maupun Blank Putih (APE Error, Product Selection Mismatch, APE 1st boot error. dll istilah)

PUSL (Power Up System Logic)
adalah salah satu syarat kerja untuk penyalaan ponsel. Berupa suatu sistem rangkaian kerja dan perintah antara Processor dengan Power Management.

Syarat Kerja penyalaan Ponsel antara lain :

1. Teg. Batt
2. Trigger (ON/Off)
3. Tegangan2 Regulator
4. PUSL
5. System Clock
6. Data.


Kali ini saya akan membahas PUSL menurut versi saya sendiri berdasarkan literatur2 yang ada.


Ke Delapan System PUSL antara lain :

0. PURX (Power Up Reset X)
1. SleepClk
2. RstX
3. SleepX
4. ApeSleepX (BTClk)
5. SMSPClk
6. SysClk
7. Clk600


Diurutkan mulai dari 0 - 7.
Mengapa harus diurutkan. Karena Proses kerja penyalaan HP dimulai dari 0 hingga 7. Jadi berurutan tdk mengacak.

0. PURX
Adalah Tegangan Reset sebesar 1,8V dari IC Power1 (RETU/AVILMA) utk CPU (RAP dan OMAP) dan IC Power2 (TAHVO/BETTY).

Jadi dengan mudahnya kita mengukur PURX sebesar 1,8V dgn Multimeter saja. Mudah saja kan....
Bila PURX tdk muncul cek sumbernya dari IC Power 1. Juga kemungkinan short dari komponen penerima tsb (RAP/OMAP/TAHVO/BETTY)


1. SleepCLK = 32,768 Khz

Adalah Clock sebesar 32 Khz yg dikirimkan dari IC Power 1 dgn referensi dari 32,768 Khz Crsytal Clock menuju ke CPU (RAP & OMAP) serta utk IC BTFM (Bluetooth FM Radio)


Gelombang Sinus dari 32,768 Khz Crystal akan diubah menjadi Gelombang SquareWave 32,768Khz oleh IC Power1, utk dikirim ke CPU sbg syarat kerja CPU.

Mengukurnya?
Gunakan Frequency Counter, dan ukur di Test Point Sleep Clock tsb. Bila keluar 32,768 Khz atau 32,769 Khz. pertanda bagus.
Bila Menyimpang. Misalnya 32,760 Khz atau 32,4 Khz. Maka HP akan lambat proses kerjanya, Dering akan lambat temponya. Jam akan tdk akurat, selalu ketinggalan, HP signal bisa kadang hilang kdg timbul, HP Mati sendiri.
Solusinya dgn mencek 32,768 Khz crystal tsb dan juga IC Power1 (RETU/AVILMA/UEM/CCONT)

2. RSTX = 4V

Apa yg dimaksud RSTX?
RSTx adalah Perintah kerja (Reset) dari komponen Master ke Komponen Slave. Dalam hal ini pada BB5 adalah dari RETU/AVILMA ke TAHVO/BETTY juga kepada APE SMPS dan APE Flash Regulator. Agar TAHVO/BETTY juga SMPS mulai melakukan fungsi kerjanya.
Mengukurnya? Anak kecil juga bisa
Pakai Multitester DCV ukur di Test Point nya maka akan terlihat nilai RSTX = Nilai VBat yaitu 3,6V s/d 4,1 V.
Kalau Battnya hampir habis 3,6 ya RSTX 3,6V
Kalau Batt full 4,1V ya RSTX = 4,1V
Kalau batt 0V ya RSTX = 0V juga.

Jadi teg. RSTX mengikuti teg. Batere.
Apa yg terjadi jika RSTX problem?
Maka jelas HP akan Matot karena TAHVO/BETTY tdk bekerja...
Siapa yang perlu divonis?
Ya Sumbernya dari RETU/AVILMA. Namun cek juga kemungkinan konslet dari komponen penerima.


3. SleepX = 1,8V

SleepX adalah Respon balik dari CPU (RAP) kepada RETU, TAHVO, juga kpd BTFM.

Sebagai jawaban dari PURX yg dikirim oleh RETU/AVILMA.
Sama seperti PURX besarnya = 1,8V.
mengukurnya juga mudah saja.
Jika tdk keluar, walaupun PURX sdh ok, maka perlu dicurigai dari CPU/RAP bermasalah. Juga jalur penerimanya.

Tapi Cek dulu apakah CPU sdh dikasih makan?

(Alias Sdh dapat VCORE 1,4V dari TAHVO/BETTY setelah TAHVO/BETTY direset oleh RETU/AVILMA maka TAHVO/BEETY akan mengeluarkan VCORE. Jadi semua saling berhubungan.)
Nah dari keempat PUSL tsb. semua mempengaruhi HP matot 1st boot error. Jadi teknisi yang baik harus dapat mengukurnya. Jika tidak dapat mengukurnya, apalagi mengetahuinya, ya bukan teknisi yang professional donk..
Selanjutnya ke empat PUSL berikut akan saya lanjutkan. Keempat PUSL terakhir tdk sampai menyebabkan HP matot. Namun kerusakan APE 1st boot error, Blank Putih, Product Selection Mismatch.


4. ApeSleepX = 1,8V

APE SleepX adalah Teg. Perintah yg dikirimkan dari OMAP menuju RAP, RAP ke OMAP. Antara kedua CPU saling berinteraksi.

Juga sebagai syarat kerja dari BTFM..

Juga pada APE SMPS N70 kaki VSEL (Voltage Selector), dibutuhkan APE SleepX ini, utk mengatur teg. Output VCOREA dari SMPS ini.
Saat APE SleepX 1,8V HP kondisi Local Mode maka SMPS outputnya adalah 1,4V

Jika APE SleepX turun dari 1,8V maka HP kondisi Sleep Mode maka SMPS outputnya adalah 1,05V.

Mengukurnya mudah saja ya, ukur 1,8V di Testpoint APE SleepX.

Jika tdk keluar bisa cek OMAP, dan rangkaian penerimanya.


5. SMPSclk = 2,4 Mhz

Agar TAHVO/BETTY Mengeluarkan VCore maka salah satu syarat kerjanya adalah SMPS Clock selain RSTX tadi.

Saat SMPS Clock 2,4Mhz TAHVO/BEETY akan mengeluarkan VCORE =1,4V
Saat SMPS Clock Low, maka TAHVO/BETTY akan mengeluarkan VCORE 1,05V

Mengukurnya gunakan Frequency Counter saja di kaki testpoint SMPS Clcok tsb. (Contoh pd N70 di J2308)
akan terlihat besaran Frequency 2,4 mhz.

Jika tdk keluar boleh dicurigai pemberi nya adalah RAP, sedangkan sumbernya adalah dari VCTCXO --> RF CLock sendiri.

SMPSClk 2,4 Mhz tdk keluar ke TAHVO/BETTY bisa mengakibatkan matot, sdgkan jika tdk keluar ke APE SMPS bisa mengakibatkan Blank Putih.

6. SysClk = 19,2 Mhz

SysClk 19,2 hz adalah syarat kerja dari OMAP. Apabila tdk keluar maka OMAP tdk bekerja ya hasilnya 1st boot APE Error (Product Selection Mismatch)

SYS Clk utk OMAP berasal dari RAP.
RAP juga bersumber dari RF Clock 38,4 Mhz oleh internal RAP dibagi2 menjadi SYS CLK 19,2 Mhz.

Mengukurnya gunakan Frequency Counter..

7. Clk600 = 600 Khz.

Clk600 dari TAHVO/BETTY utk IC SMPS.

Mengukurnya jelas menggunakan Frequency Counter.
Bila tdk keluar maka bisa dipastikan TAHVO/BETTY sbg pemberinya.

Clk600 ini sbg syarat kerja dari IC APE SMPS.

Bilmana CLK600 tdk bekerja, maka SMPS juga jadi malfunction, sehingga OMAP juga ikut tdk berfungsi akibatnya 1st boot APE error.

Apabila kita sdh menjumper VCOREA ke VCORE yg sama2 1,4V.

Maka sdh tdk diperlukan lagi Clock600 ini, juga berikut komponen SMPS dan Coilnya.

Demikianlah penjabaran dari system PUSL ini pada Nokia.
Diharapkan para teknisi dapat mengukur ke delapan system ini dengan benar sebagai prosedur penganalisaan dan pengukuran masalah HP Matot dengan benar.

Analisa Rangkaian SMPS (Switch Mode Power Supply)


Dari Block diatas. Dapat kita simpulkan Rangkaian SMPS secara simplenya terdiri dari :

1. Input Voltage
2. ON/OFF (Enable)
3. Switching Output
4. Oscillator (Baik Internal dlm SMPS maupun External)
5. Coil Inductor L1
6. Feedback



1. Input Voltage


Pada Ponsel, biasanya Input Voltage ini diambil dari VBAT (3,6V - 4 V) sebagai sumber teg. yg mau diolah ,menajdi Output Switching (VCORE)

Mengukurnya mudah saja. Ukur ada 4V ya beres berarti sumber nya sdh ada, jika tdk ada ya jumper ke VBAT

2. ON/OFF
3. SWITCHING OUTPUT
4. OSCILLATOR
5. COIL Inductor L1



Teg. Input yg masuk akan diolah oleh internal Regulator dalam SMPS, biasanya pada SMPS VCORE, teg. ini akan distep down jadi berkisar 1 V. Sedangkan pada LED Driver akan distep up menjadi diatas VBAT berkisar 14V - 18V

Dari Internal Regulator didalam SMPS akan dikirim menuju kaki Collector Transistor NPN didalam SMPS. Akan di buang menuju kaki Emitor dan menghasilkan Output Switching. Pada kaki Basis Transistor awalnya tdp teg. Bias Reference 1,23 V dari internal SMPS agar Teg. Dari kaki Collector mulus mengalir menuju Emitor, sehingga menghasilkan Output Switching (VCORE).

Dibutuhkan juga Coil L1 sbg Inductor nya. Boost Up. Agar teg. output 1 v td menjadi sesuai yaitu 1,4.

Pada LED Driver, tanpa Coil, maka akan menghasilkan hanya Teg. VBat saja 4 V, namun jika coil sdh terhubung, teg. akan melonjak menjadi VLED 14V-18V.

Nah Internal Regulator ini akan bekerja jika ada teg. Perintah dari komponen lain yg mengenablekannya. Jika tdk ada teg. ON/OFF Enable ini maka tdk akan ada output dari Regulator tsb.
Jadi fungsi On Off ini sbg trigger/saklar nya, juga sbg pemutus arus keluaran SMPS guna menghemat daya saat output switching tdk dibutuhkan. Jika tdk ada ON/OFF ini, jelas SMPS akan bekerja terus walaupun HP sdg dlm keadaan mati.

SMPS ini juga membutuhkan Clock Oscillator sbg syarat kerjanya. Dalam Block diatas Oscillator tdp dlm Internal SMPS itu. Ada pula yg dari External spt Clk600 Khz dari TAHVO tadi.

6. Feed Back

Setelah Output Switching keluar, maka informasi mengenai output ini diperlukan kembali oleh SMPS tsb. utk menganalisa apakah output sdh keluar dgn benar, tegangan/arusnya sdh benar.

Maka akan dikirim FeedBack menuju SMPS kembali. Didalamnya terjadi Proses Amplifier & Koreksi serta perbandingan antara Teg. Bias Reference tadi.

Selanjutnya teg. Feedback yg masuk dan Teg. Referensi Internal SMPS tadi akan di Reset.
Selanjutnya ada bagian Thermal Proteksi, sbg sekring apabila komponen SMPS panas akibat short maka akan shutdown sendiri, Juga ada Current Limit sbg Pembatas arus yg keluar.

Barulah feedback in akan menjadi Teg. Bias Pengontrol utk NPN Transistor tadi dalam hal mengontrol keluaran Output dari SMPS.

Pada SMPS LED Driver, biasanya jalur FB ini putus, lampu LED tdk menyala. kita jumper FB ke GND, maka LED akan kembali menyala, tanpa kontrol. Jadi tdk ada tahap2 keredupannya. Namun mati/hidupnya LED tetap bekerja karena jalur ENABLE/ON/OFF masih ada & terpisah..

Jadi intinya Feedback ini sbg laporan hasil output guna mengontrol agar output selalu stabil & dan dapat diatur besar kecilnya output.

Cara Membuka Akses Blackberry Yang Terkunci (Suspended)

blackberry

Anda pernah merasakan Blackberry yang terkunci? Status di BIS-nya Suspend? Bisa mengakses Blackberry Messenger (BBM), internet, YM, Maps, GPS, dll, tapi tidak dapat membuka email atau menerima email?

Kalau Blackberry itu selalu di tangan Anda (bukan baru beli BB second) hal tersebut (biasanya) disebabkan oleh penggantian kartu SIM Card (ganti provider), atau telat memperpanjang layanan BIS (Blackberry Internet Services) untuk yang pakai kartu Prabayar.

Kalau Blackberry tersebut baru Anda dapat karena beli BB second dan akses mailnya terkunci. Hal tersebut biasanya dikarenakan karena pemilik BB lama tidak mengeluarkan status PIN-nya dari situs Blackberry.

Cara membuka Blackberry yang terkunci tersebut mudah saja. Anda tidak perlu repot-repot mengantri di customer service atau menelpon layanan pelanggan yang sampe botak juga tidak menyelesaikan masalah (gw nyoba sendiri 'capeknya' nelpon layanan pelanggan Telkomsel) .

Untuk membukanya, Anda perlu satu kartu SIM Card baru, dan memastikan Blackberry Anda bukan Blackberry yang terkunci providernya. Tips ini hanya berlaku untuk Blackberry yang terbuka (unlock), bukan Blackberry yang berstatus locked dan bukan untuk membuka blackberry (unlock blackberry).

DISCLAIMER:  Cara membuka akses Blackberry ini, dicoba pada Blackberry dengan kartu Telkomsel dan kartu XL, dengan bantuan kartu AXIS dan berhasil. Kami tidak menjamin cara ini bisa selalu berhasil, dan kami tidak bertanggung jawab jika ada kerusakan yang mungkin dapat terjadi.
Silahkan gunakan cara ini dengan resiko Anda sendiri.


Untuk membuka akses email yang terkunci tersebut, Anda membutuhkan kelengkapan sbb:
  1. Unit Blackberry yang terkunci.
  2. PIN Blackberry Anda.
  3. HP lain non Blackberry.
  4. SIM Card baru yang belum aktif Blackberry Internet Services (BIS)-nya.
  5. Komputer/PC/Notebook yang terhubung ke internet.
  6. Jika Blackberry Anda barang second, setidaknya Anda harus tahu dimana sebelumnya PIN Blackberry tersebut terdaftar (misalnya sebelumnya pakai kartu T-Sel, XL, atau apa)
bb-unlock
Langkah-Langkah Upaya Pembebasan..
  1. Pastikan Blackberry Anda adalah unit yang tidak terkunci operator (unlock) dengan cara;
    Pilih Option -> Advanced -> Sim Card
    Di layar Anda saat ini akan terlihat:
    ID: 12131231241241434123 (deretan angka)
    Phone Number: Unknown Number
  2. Pada saat layar menu Sim Card tersebut terbuka, ketikkan; MEPD
    Jika Anda melakukannya dengan benar, di layar Anda saat ini akan terlihat (seperti gambar diatas):
    ID: 12131231241241434123 (deretan angka)
    Personalization:
    SIM: Disabled
    Network: Disabled
    Network Subset: Disabled
    Service Provider: Disabled
    Corporate: Disabled
    Phone Number: Unknown Number
  3. Jika keterangan yang terlihat sama dengan diatas, silahkan teruskan ke bagian selanjutnya. Jika tidak, berarti Blackberry Anda dalam posisi Locked. Silahkan dibawa ke provider, atau toko HP terkemuka untuk membukanya.
  4. Jika posisi keterangan yang dilihat sama, tahap berikutnya adalah menyiapkan kartu SIM Card baru. Saya pribadi mencobanya dengan kartu AXIS, dengan alasan ada layanan BIS harian dan kartunya murah.
  5. Sementara waktu, Blackberry yang macet nerima emailnya diletakkan dulu disebelah.
  6. Siapkan HP Non Blackberry dan kartu SIM Card barunya, seperti biasa, registrasikan kartu Anda hingga aktif dan menerima pesan jika nomor baru tersebut sudah bisa digunakan.
    Pastikan dengan mencoba menerima dan menelpon nomor lain dahulu.
    Jika sudah;
  7. Lalu aktifkan fasilitas Blackberry Internet Services (BIS) kartu baru tersebut DARI HP NON BLACKBERRY.
    Contohnya; pada kartu Axis, Layanan BIS Axis tersebut saya aktifkan dengan mengetikkan: *222# lalu tekan tombol Call.
  8. Tunggu konfirmasi dari Axis, sampai layanan BIS di kartu baru tersebut sudah diaktifkan.
  9. Sambil menunggu,  gunakan komputer Anda, lalu kunjungi situs dimana Blackberry Anda terdaftar saat ini atau sebelumnya.
    Contohnya; jika kartu saat ini Telkomsel, Anda bisa menuju ke http://telkomsel.blackberry.com
  10. Pada tampilan Login Screen "Welcome To Blackberry" ;
    Klik Forgot Password disamping kolom Password.
  11. Hal tersebut membawa Anda ke halaman baru "Forgot Your Password?",
    lalu Pilih opsi PIN, Isikan PIN Anda dan Klik Forgot Password disamping kolom Password.
  12. Tunggu sampai password baru terkirim ke Blackberry Anda.
  13. Jika pesan dari Blackberry telah diterima, CATAT informasi email address dan password Anda disana.
  14. Setelah Password diterima, kembali ke Blackberry Anda. Lalu matikan layanan Blackberry Internet Services (BIS) Anda.Contoh: Di kartu Telkomsel saya kirim SMS ke nomor 333 dan ketik: BB UNREG
  15. Setelah Anda mendapat pesan layanan BIS Anda telah dihentikan, lalu ketikkan SMS dengan pesan; BB OFF
  16. Pada saat ini, status Blackberry Anda tidak bertuan, alias tidak terdaftar kemana-mana. Tunggu kira-kira sekitar 10 menit untuk memastikan layanan BIS Anda di Blackberry Anda sudah benar-benar mati total.
  17. Jika sudah, keluarkan SIM Card lama dan masukan SIM Card baru yang telah memiliki layanan BIS aktif yang dijelaskan pada keterangan nomor 7 diatas ke dalam Blackberry Anda.
  18. Tunggu sekitar 5 sampai 15 menit (tergantung kondisi jaringan), Blackberry Anda akan menerima beragam pesan aktivasi (dalam contoh ini pesan dikirimkan oleh Axis).
  19. Blackberry Anda siap menerima email kembali..
Selamat Mencoba..
ps. Cara ini pernah dicoba pada kartu Telkomsel, XL, Indosat, Axis dan 3